ARIPITSTOP.COM – Usai sudah touring pertama kalinya menggunakan Honda ADV150 yang melewatitek di sekitar pulau Bali tepatnya start dari Denpasar – Tabanan – Jatiluwih-kintamani-bangli-ubud- By-pas Ida Bagus Mantra – Denpasar. Fell mengendarai Honda ADV150 terasa komplit karena dalam trek kali ini benar-benar diberikan trek adventure dari jalanan perkotaan yang penuh traffic light kemudian jalanan pegunungan yang penuh tanjakan turunan hingga kelokan dan pastinya kontur jalan yang bergelombang, rusak sehingga feel riding terasa lengkap bahkan kita juga sempat disuguhi jalanan basah akibat hujan di beberapa titik.

Saat mau start dari Hotel Harris di jalan Sunset Road sekitar jam 7 pagi, para rombongan dihadapi dengan sedikit guyuran hujan, meski tidak berlangsung lama namun membuat trek di sekitar Denpasar agak basah. Hujan reda akhirnya kita langsung mempersiapkan untuk perjalanan riding yang akan dibagi dalam 3 etape. Yap, dan akhirnya touring pun dimulai…

Ergonomi Riding Position

Awal pertama kali naik di motor Honda ADV150, dengan tinggi badan saya 173cm kemudian bobot 72kg, duduk diatas ADV150 memang posisi kaki terasa jinjit namun ujung masih bisa menyentuh permukaan tanah dengan mudah. Tidak sulit bagi saya untuk mengendalikan motor dalam posisi berhenti dengan tinggi tubuh 173cm. Posisi kemudian posisi tangan memang berbeda ketika naik PCX150 atau Nmax 155 karena memang motor ini memakai stang fat bar, tangan tidak terlalu menekuk justru posisi ideal untuk perjalanan jauh seperti touring.

Posisi duduk di jok yang didesain lebar ini memang memiliki kesan tersendiri saat touring karena akan membuat posisi duduk jadi lebih lega dan nyaman, meski harus dinodai dengan kerasnya busa jok. Kenapa bisa keras ?, kemungkinan karena ketebalan jok dipangkas demi mengejar volume bagasi yang luas agar bisa masuk helm full face. Ketika melewati jalan yang rata, jok tetap terasa nyaman namun ketika melewati jalanan yang rusak disitu akan terasa kalau joknya memang agak keras, mungkin bagi yang tidak suka jok keras bisa diganti menggunakan busa latex, namun bukan tanpa konsekuensi,pemakaian busa latex sudah pasti jok akan menjadi empuk tetapi posisi duduknya (ketinggian jok) nanti jadi bertambah tinggi.

Posisi kaki bagaimana ?, dek kaki di ADV150 memiliki dua posisi kaki yaitu posisi standar di bawah dek atau sedikit keatas namun tidak akan bisa selonjoran seperti di PCX atau bahkan full selonjoran di Nmax. Meski begitu posisi riding tetap nyaman, bahkan ketika perjalanan touring di Bali ini saya jarang memakai posisi kaki di depan, justru lebih sering memakai posisi kaki di de bawah terutama ketika melibas tikungan akan lebih nyaman posisi kaki di dek bawah. Namun saya sempat juga mencoba posisi kaki saya taruh diatas footstep belakang, meski tidak direkomendasikan namun bisa sesekali untuk menambah varian posisi riding agar tidak terasa bosan, dengan catata dalam kondisi trek yang mulus dan lurus, untuk jalanan kontur pegunungan posisi kaki tidak boleh di footstep belakang.

Rem dan Sokbreker

Kemudian mengenai sokbreker depan dari ADV150 ini memang terasa sekali empuknya dibandingkan PCX Lokal, asli empuk banget dan saya tidak menemukan ada bunyi2 aneh ketika motor saya rem mendadak atau ketika melewati jalanan rudak, bahkan sok depan ini terasa lembut ketika melewati jalanan rusak sehingga fibrasi di stang menjadi minim.

Sok belakang, reboundnya memang terasa tidak sekeras milik PCX Lokal apalagi Nmax, meski tidak empuk banget seperti matic adventure Yamaha X-Ride. Ayunan sok belakang ADV150 ini tetap lembut, asli pas banget buat motor tipe adventure karena meski lembut tapi tidak membuat limbung ketika diajak nikung atau kecepatan tinggi.

Kemudain rem, kebetulan saat touring perdana di dunia menggunakan Honda ADV150 ini semua peserta memakai rem tipe ABS. Rem ABS milik ADV150 masih single channel, sesekali saya sengaja tekan rem depan secara mendadak untuk mengetahui apakai ABSnya benar2 berfungsi. Soal performa dari rem depan tipe ABS ini memang jangan diragukan lagi, remnya pakem banget… dan rem belakang yang sudah cakram meski tidak ABS seperti rem depan, namun soal pengereman tetap menggigit.

Mesin

Impresi pertama kali menghidupkan motor ADV150, asli benar2 halus… minim getaran mungkin karena efek dari pemakaian sok belakang yang lebih empuk dibandingkan PCX, saya sendiri aktivitas setiap hari memakai PCX 150 sehingga bisa merasakan langsung perbedaannya. Akslerasi awal jelas terasa dibandingkan dengan PCX 150, ok… untuk akslerasi awal ini kebetulan saya sedikit akan memaparkan bagaimana sich sebenarnya lonjakannya dibandingkan dengan akslerasi awal dari PCX 150.

Yap, bagi yang sudah atau suka otak atik bagian CVT dari Honda PCX lokal, saya akan sedikit berikan tiga gambarannya.

  1. Untuk Akslerasi awal dari ADV150 ini lebih terasa nampol dibandingkan dengan PCX Lokal dalam kondisi mesin sama2 standar, karena memang meski mesin sama tetapi ada beberapa perbedaan setingan terutama di bagian CVT dan ECM.
  2. Akan tetapi rasa aklerasi awal akan sama antara ADV150 dengan PCX Lokal ketika per CVT PCX Lokal diganjal menggunakan pelor komstir ukuran besar. Yap, penambahan pelor komstir sebagai pengganjal per CVT akan menambah aklserasi dari PCX Lokal sedikit lebih galak.
  3. Dan Akslerasi awal dari PCX Lokal akan lebih terasa nampol dari ADV150, ketika per CVT motor PCX Lokal diganti memakai per CVT milik PCX CBU yang memiliki desain per CVT jauh lebih panjang, sehingga modifikasi per CVT milik PCX CBU sering digunakan para biker PCX Lokal untuk menambah akslerasi.

OK, jadi itu hanya sebatas gambaran saja seperti apa yang saya rasakan sebagai biker PCX Lokal. Bahkan ketika diajak naik turun jalanan pegunungan, mesin dari ADV150 tetap minim fibrasi, soal powernya untuk ketika tanjakan tajam masih tetap nyaman hampir tidak terasa perbedaannya dengan PCX Lokal. Untuk topspeed?, jangan ditanya karena saya bukan jagonya mlintir gas, saya hanya bisa mencapai kecepatan 111 km/jam di jalan by pas Bali namun gas belum habis sudah harus menurunkan gas karena terbentur traffic light.

Lalu mengenai suara di CVT memang halus, dan sepanjang 188 km menyusuri perjalanan di Bali, saya sama sekali tidak merasakan adanya getaran di CVT saat akslerasi awal atau yang lebih dikenal dengan sebutan gredek-gredek. Asli betotan gas awal berasa halus sama sekali tidak ada getaran.

Konsumsi Bahan Bakar

Total perjalanan yang saya tempuh ketika touring ini mencapai 188km, dengan perjalanan dibagi menjadi 3 etape. Rute pertama start dari Hotel Harris Sunset Road menuju Tabanan kemudian Pasar Panebel dan berhenti di Gong Jatiluwih. Karakter perjalanan di rute pertama ini 30% rute jalur padat traffic lights dan 40% berupa naik turun perbukitan serta ada sedikit jalanan bergelombang dan tikungan tajam. Rute kedua, dari Gong Jatiluwih menuju jembatan Tukad Bangkung dan berhenti istirahat di Sari Mour View Resto. Dalam perjalanan rute kedua ini 60% kombinasi tikungan tajam dan ringan dan disini bisa merasakan agility dan Manuverability dari ADV150. Dan jalanan bergelombang dan rusak untuk bisa merasakan performa dari sok belakang. Dan pada rute ketiga, para peserta kembali turun melewati Bangli, Besaking menuju Alfamart Pantai lebih hingga finish di Mall Bali Galeria. Untukrute ketiga ini lebih didominasi jalanan turunan kemudian jalanan lurus di by pass yang bisa digeber kecepatan dari ADV150.

Total perjalanan 188,4 km dengan berbagai kontur jalanan ini ternyata saya mendapatkan total konsusmi BBM 50,5km/liter. Meski di perjalanan etape ketika sempat menyentuh angka 56km/liter namun ketika diajak topspeed di jalan by pass langsung ngedrop diangka 50,5km/liter.

Kesimpulan

Sesuai dalam judul diatas bahwa motor ini saya katakan nyaris sempurna, sebagai motor Advance atau lebih sering disebut sebagai motor matic adventure tentu diseting dengan tipe motor tarikan lebih galak diawal atau lebih mengejar torsi. Soal ayunan sok breker saya rasakan sudah tepat apalagi soal feel ridingnya memang motor ini nyaman diajak untuk jalanan perkotaan yang sering macet atau diajak naik gunug (bukan blusukan yach…). Hanya saja busa jok yang tipis sehingga terasa keras membuat kondisi perjalanan agak terganggu terlebih ketika melewati jalanan yang tidak rata atau bebatuanatau ketika menghantam lobang, maka jok yang keras akan terasa.

So… kalau sudah terbiasa naik PCX atau Nmax lalu naik ADV150 mungkin akan ketagihan dengan riding positionnya dan desainnya yang menantang.

4 KOMENTAR

  1. Kang, tanya : untuk tinggi badan 165 cocok gak ya? tTerus kalau untuk boncengan, posisi boncenger nyaman tidak?

Tinggalkan Balasan ke agung Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini