ARIPITSTOP.COM – Seorang petugas polisi di Purworejo, Jawa Tengah diduga melakukan tindakan kekerasan kepada seorang siswi SMP saat menggelar Operasi Keselamatan Candi 2019. Siswi SMP tersebut terancam buta permanen setelah matanya terkena HT dari seorang Polisi yang sedang mengadakan razia. Saat ini pihak Kepolisian sedang gencar menggelar operasi keselamatan berkendara yang diadakan 29 April hingga 12 Mei 2019.

Korban bernama Layla Putri Ramadhani (15) warga Desa Bedug RT 03/ RW 02, Kecamatan Bagelen. Siswi kelas IX SMP Negeri 2 Purworejo itu mengaku menjadi korban pelemparan handy talkie (HT) seorang petugas kepolisian yang sedang menggelar Operasi Keselamatan Candi 2019 di Jl Tentara Pelajar tepatnya di sebelah barat pertigaan Lengkong, Kecamatan Banyuurip, Selasa (30/4/2019).

Dari kronologi yang dilansir dari detik.com,  korban yang mengendarai motor vixion berboncengan dengan seorang temannya ini melintasi razia,  mencoba mau melarikan diri dari pemeriksaan,  seorang Polisi mencoba menghentikan laju motor korban. Namun Polisi ini diduga melakukan tindakan kekerasan dengan cara melemparkan HT dan terkena mata korban.

Sebelumnya korban sempat dilarikan ke RS dr Tjitro Wardojo Purworejo untuk mendapatkan pertolongan, namun akhirnya dirujuk ke RS dr Sardjito Yogyakarta. Pihak keluarga pun menyayangkan tindakan petugas tersebut.

“Sekarang Layla masih di RS Sardjito karena harus dioperasi. Sangat disayangkan seorang anggota kepolisian yang mana ada SOP nya tapi seolah-olah melampaui prosedur melakukan pelemparan yang berakibat fatal hingga kelopak bola matanya sobek,” kata bibi korban, Tri Wahyuni.

Wakapolres Purworejo, Kompol Andis Arfan Tofani, membantah bahwa anggotanya melakukan pelemparan HT kepada korban. Andis menjelaskan, petugas di lapangan saat itu hendak menghentikan korban yang berboncengan karena berusaha kabur saat dihentikan sehingga tangan kiri petugas yang waktu itu membawa HT mengenai wajah korban.

“Petugas belum sempat periksa surat-suratnya namun pengendara yang memboncengkan korban ini berusaha kabur dan menghindari petugas. Karena berjalan oleng dan hendak menabrak petugas maka petugas tersebut berusaha menyetop dan kebetulan tangan kirinya memegang HT dan tanpa sengaja mengenai mata korban sebelah kanan, jadi tidak ada pelemparan,” jelas Andis.

“Korban dirujuk ke RS Sardjito itu pun dengan pengawalan dari kita dan kita fasilitasi semua baik biaya maupun pengawalan maupun lain-lainnya ditanggung oleh Polres Purworejo. Sampai saat ini anggota yang bersangkutan juga masih menjalani pemeriksaan di propam, dan akan memberikan sanksi tegas jika terbukti ada kesalahan di luar SOP,” lanjutnya.

14 KOMENTAR

  1. Apakah itu yg dinamakan mengayomi masyarakat hanya karena pelanggaran lalulintas sampai tega melempar ht kemuka seorang abg apalagi dia cewek, demi menghentikan laju kendaraan smoga mau bertanggung jawab ingat karma pasti ada!

  2. Gak logis kalau ht dilempar.
    Mumpung diliput media biasanya trus bohong atau bikin alasan macam2. Udah salah ngotot, apalagi diliput media, tambah ngelunjak.

  3. Ane numpang komen lek,
    Jadi tmn ane anaknya sekelas sama si korban, jd ane sidikit banyak dpt info dr dia. Nah kronologi nya tu siswa kelas 9 mau foto buat buku tahunan kelulusan, dan tentunya sebenernya juga sama gurunya ke tempat tujuan foto nya. Jadi kalo boleh nyalahin yg salah guru/ sekolah yg gak nyediain akomodasi. Buat yang nanya kok gak pake kendaraan umum? Nah bisa langsung liat kondisi di purworejo, gak semua lokasi tercangkup kendaraan umum.

    Dan dari info yg didapat dr siswa lain yg jalan dibelakangnya, emang si oknum polisi ini ngelempar ht ke korban. Dan sampe sekarang si oknum masih terkesan disembunyikan krn pernyataan dari Lantas yg bilang belum ketemu pelakunya. Juga gak ada permintaan maaf sampe sekarang dr pelaku maupun instansi.

    Oh ya, korbannya bilang dia udah ikhlas, malah yg trauma si pemboncengnya nangis terus n ngunci di dalam kamar.

  4. Wallahu alam. Gatau mana yg jujur. Tapi dari sini kita bisa belajar bahwa jangan pernah kabur saat razia.sesalah apapun.. Kalau kabur pasti akan mengundang reaksi spontan pihak yg sedang melakukan razia..

  5. Kalo merasa ga punya surat2 dan takut di razia jgn bawa kendaran..naik angkot aja. Jadi ga nyusahin orang.

  6. Yg jelas semuanya ya salah…
    Si pelajar kabur dari razia.
    Si oknum bertindak di luar SOP
    Tapi jika sampai ada korban, seharusnya keluarga korban lapor ke propam biar ke depannya tidak ada kejadian terulang.

Tinggalkan Balasan ke Firman Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini