ARIPITSTOP.COM – Tidak ada yang bisa menebak apa yang akan terjadi kedepan meskipun sudah direncanakan, seperti yang dialami oleh CEO dari Ducati, dulu sering mengkritik penampilan Lorenzo terutama di musim pertamanya bersama Ducati namun justru setelah Lorenzo memutuskan untuk pergi dari Ducati kini Lorenzo sering mendapatkan pujian meskipun balapan terakhir di Misano tidak mendapatkan podium.

Penampilan impresifnya di Misano semakin membuat bos Ducati kecewa dengan keputusannya yang tidak segera memperpanjang kontrak dengan Lorenzo, di paruh awal musim 2018 Lorenzo berubah drastis dan langsung memberikan tiga kemenangan buat Ducati serta satu kali finis di urutan kedua dari 12 seri balap. Claudio Domenicali tak menampik jika masukan Jorge Lorenzo berkontribusi atas pengembangan motor Desmosedici.

“Ketika Anda berbicara tentang perpisahan, anda berbicara tentang perselisihan, tetapi saya berpikir bahwa memiliki Lorenzo di tim selama 20 bulan, ditambah enam balapan tersisa telah memberi kami keuntungan luar biasa,” ucap Claudio Domenicali dikutip dari GPOne.

“Kami telah memahami banyak hal tentang motor. Saya percaya bahwa banyak pekerjaan yang kami lakukan adalah hasil dari teori yang dia bawa ke meja, mengonfirmasi apa yang telah diberikan Andrea Dovizioso kepada kami,” tutur Domenicali.

Dan tidak bisa dipungkiri, setelah datangnya Lorenzo, penampilan Ducati kini diatas Yamaha. Ducati berhasil menggeser posisi Yamaha terutama di musim 2017 dengan 6 kali kemenangan.

“Hari ini kami memiliki motor yang sangat kompetitif, terima kasih juga atas investasi yang kami buat. Saya percaya bahwa Lorenzo, dalam beberapa bulan terakhir, telah menyadari potensi dirinya dengan motor ini, memahami bahwa dia dapat menang,” ujar Domenicali lagi. Saya juga melihat Lorenzo yang berbeda, yang menampilkan daya saing dan tekad yang luar biasa,” lanjutnya.

Itulah Lorenzo yang dulu sering terkena kritikan pedas dari bos Ducati yang kini berganti penuh pujian.

3 KOMENTAR

  1. sebentar lg paket motor lengkap ada di Honda, karena Honda termasuk royal untuk pengembangan motor nya. Bukan pabrikan medit kayak Ductai.

    Dari era 80 an sampe skrg cuma Honda yg mw mengikuti kemauan rider nya. Atau mungkin setelah Eddie Lawson masuk Honda, ketika itu Honda keteteran lawan Yamaha atau Suzuki. Masukan dari Lawson di penuhi semua akhirnya Honda jurdun lg di tangan Lawson. Setelah Lawson ditubruk sang dewa Mick Doohan baru dah Honda keteteran lagi karena typical Mick ya mirip Marquez.

Tinggalkan Balasan ke Roy Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini