image description

ARIPITSTOP.COM – BBM jenis premium memang sudah susah didapatkan, sebagian SPBU di kota2 besar seperti di daerah Jabodetabek keberadaaan premium memang agak susah karena sudah lebih terfokusan kepada BBM jenis Pertalite. Seperti pada hari ini Minggu 11 Maret 2018 keberadaan premium dihentikan untuk SPBU yang bernomor 31.168.01.

Yap, ceritanya siang hari ini (Minggu 11 Maret 2018) saya mengisi BBM kdi SPBU yang ada di dalam komplek perumahan saya yaitu perumahan Citra Indah yang bernomor 31.168.01. Biasanya tidak ada keanehan karena untuk nosel BBM Premium memang sudah lama selalu bertuliskan stok habis, namun hari ini tulisan itu sudah hilang dan digantikan dengan tulisan “Pertalite”. Setelah saya tanyakan kepada petugas SPBU yang saat itu bertugas mengatakan kalau BBM jenis Premium untuk SPBU di Citra Indah sudah dihentikan pasokannya.

Yap, nosel untuk Premium diganti dengan Pertalite, meskipun warnanya masih kuning mungkin hanya untuk sementara saja namun sesuai informasi dari petugas SPBU bahwa di nosel Premium sudah digantikan dengan Pertalite.

Jegeeeer… apakah memang benar stok Premium mulai dibatasi dihilangkan secara perlahan-lahan ?, itu tidak tahu namun beberapa waktu yang lalu ada konfirmasi dari pihak BPH Migas bahwa kini masyarakat lebih memilih BBM jenis Pertalite sehingga permintaan Premium menurun.

“Sebagian dari masyarakat sudah sadar bahwa untuk mengoptimalkan performa mesin tahun 2000 ke atas menuntut BBM oktan minimal 90. Untuk kendaraan jenis SUV atau sedan itu terasa lain, sehingga masyarakat beralih sendiri ke Pertalite atau Pertamax,” ujar Anggota Komite BPH Migas Henry Ahmad dalam konferensi pers di Gedung BPH Migas, Rabu (7/3). Dilansi dari CNNIndonesia (07/03/2018).

Tak ayal, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) lebih memilih untuk menjual lebih banyak BBM nonsubsidi, terutama di wilayah kota-kota besar.

Dari sisi margin, BBM nonsubsidi juga menawarkan margin lebih tinggi dibandingkan BBM penugasan. Sebagai gambaran, margin penjualan premium penugasan hanya sekitar Rp280 per liter. Sementara, Pertalite memberikan margin sekitar Rp400 rupiah.

“SPBU menjual sesuai kondisi permintaan masyarakat. Kalau di daerahnya lebih banyak permintaan premium SPBU bisa rugi juga kalau menjual banyak Pertalite, meski marginnya lebih tinggi,” kata Henry.

Update harga BBM di SPBU pertanggal 24 Februari 2018 :

10 KOMENTAR

  1. Mau ngeles model kyk gimana juga,,,,pemerintah sudah ogah subsidi boss,,,soalnya gaji presiden mau naik

    Gitu kog mau menekan inflasi,,,,,nguiiimpi boss

    Paling andalan cuma impor bahan pangan buat nekan inflasi,,,,

    hahaaaaa,,,,justru yg repot malah petani/rakyat tingkat bawah,,,,alhasil sektor retail malah mampet

    Ujung nya pertumbuhan ekonomi nasional mandeg,,,,merembet kurs rupiah melemah

    MuuuuUUUeeeheheeee

  2. Kemarin pemerintah bilang permintaan premium menurun, lha warungnya gak jualan ya pasti gak ada yang beli. Pemerintah sudah gak punya duit, buat subsidi. Berdalih bangun infrastruktur, tapi kalo hasil ngutang ya gak ada bangga-bangganya.

    • kalo menurut saya sih sebenarnya pemasukannya banyak cuman …. ya gitu deh….. seandainya para pejabatnya transparan… pasti ketahuan uangnya ilang dimana….???

  3. Di Palembang SPBU yang masih jual premium pasti bikin macet krn antriannya panjang sampe makan jalan umum. Gitu dibilang masyarakat lebih memilih pertalite/pertamax?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini