RIDING STYLE WR250R (5)

Kesan pertama begitu menggoda…! datang dilokasi sirkuit PPC Pondok Cabe-tangerang selatan dihadapkan dengan motor yang memiliki seat height paling tinggi yang pernah saya naiki, Yamaha WR250R dengan seat height 930mm saya terlihat jinjit begitu mencoba menaiki motor CBU seharga 93juta.

wpid-aviary_1424575875050.jpg

Ngobrol dengan rekan bloger saya sempat mengutarakan nggak sanggup untuk naik motor yang super tinggi, melihat buritan depan desain headlamp kotak mengingatkan saya akan headlamp RX king…ach ora nyambung, aplikasi sok upside down serta posisi cakram ada disebelah kiri roda sempat mencuri perhatian saya, melongok ke bagian mesin sudah bisa menebakini motor memakai DOHC karena bentuk cylinder head terdapat bentuk dua bulatan persis dudukan chamshaft pada motor DOHC umumnya. yup… ternyata menganut DOHC high lift cam.

WR250R (2)

Setelah menyimak product knowledge dari pihak yamaha saatnya para awak media terjun ke trek sirkuit PPC pondok cabe untuk menjajal impresi sang dual purpose. Pertama kali putar kunci kontak dan melihat speedometer ternyata panel speedometer WR250R yang berbentuk kotak persegi mungil dan sudah full digital terlihat nampak sederhana ketika pertama kali kontak ON panel speedometer hanya tampak penunjuk waktu alias jam, odometer dan pastinya penunjuk kecepatan.

WR250R (1)

Bismillah… kaki sebelah kanan diangkat setinggi2nya untuk menaiki motor yang memakai ban pacul merk michellin dengan ukuran ban depan 80/100-21M/C dan ban belakang 120/80-18M/C. Alhamdulilah nggak pakai bantuan dingklik padahal tinggi saya cuma 173cm… good bye dingklik…! kebetulan di lapangan cuma disediakan satu penyangga motor yang bisa digunakan sebagai dingklik… dan dingkliknya sudah dipakai orang lain, nich penampakannya dibawah, untungnya motor trail ini memakai tombol electric stater…kalau ngengkol dijamin nggak bisa… motor ambruk bisa jadi…hehehe.

aksi aripitstop diatas wr250r (2)

 

aksi aripitstop diatas wr250r (1)

 

Tes ride cuma dikasih dua putaran saja itu saja harus dibelakang leader yang menunggangi X Ride, cuma disediakan 3 motor saja jadi harus sabar mengantri. Masukin gigi langsung betot gas…wiiiiich…motor 250cc DOHC ini uenteng banget tarikannya…ngejambak tenan ini bisa terbang. Tancep gas pindah gigi kedua motor ini semakin halus getarannya, belok ditikungan pertama sudah was was takut jatuh dan ternyata…lancar jaya… saya akui tarikan motor ini lebih agresif dibandingkan dengan motor sport fairing yang sama2 250cc seperti R25 padahal masih single cylinder.

aksi aripitstop diatas wr250r (9)

 

Sirkuit motor trail pastinya tidak ada yang rata, dengan kondisi trek yang kering tanah padat disini bisa merasakan impresi ayunan sang upside down, ayunannya very soft… nyaman tenan makai motor satu ini.

aksi aripitstop diatas wr250r (11)

 

Lap pertama berhasil dilalui tanpa kendala meski hanya memanfaatkan dua perpindahan gigi saja, memasuki lap kedua dan sedikit hafal treknya mencoba menaikkan kecepatan bahkan sempat mencoba sampai gigi 3 meski tetap nggak bakalan bisa kenceng layaknya jalan di sirkuit sentul. Benar2 gampang banget buat terbang…! kalau jumping meniru para pebalap motor trail bisa jadi jontong mau copot nich… ya sudahlah ngejumping cuma 5cm anggap saja itu 10 meter hehehehe… akhirnya lap kedua selesai juga dan ketika berhenti juga dengan PD nggak pakai bantuan dingklik juga… misi berhasil.

aksi aripitstop diatas wr250r (12)

hmhmhm… kesan pertama begitu menggoda…

thanks for bloger jos buat fotonya.

aksi aripitstop diatas wr250r (3) aksi aripitstop diatas wr250r (8) aksi aripitstop diatas wr250r (6)

 

1 KOMENTAR

  1. ada artikel yg bahas ttg upside down gak sih? kelebihannya emang apaan dibanding yg biasa?

    god bye dingklik = dewa lagi pergi nyari dingklik 😀

  2. ayo yimm bikin motor turunan wr250r dohc, gak usah titanium valve, ceramic plate cylinder, 6 speed, cukup standart aja msal diasil klep standart forged pston, dohc 5 speed, turunin ke scorpio, jual d kisaran 35 juta-an langsung ane jual cb pekgo ane buat inden motor turunannya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini