image description

ARIPITSTOP.COM – MotoE sudah resmi menjadi tambahan kelas di MotoGP mulai musim 2019, pada awalnya baru akan di selenggarakan di sirkuit benua Eropa namun kedepannya akan terus bertambah. Dan mantan pembalap sekaligus komentator terbaru MotoGP pengganti Nick Harris pada saat di Qatar minggu lalu ternyata sempat menjajal performa sang kuda besi.

MotoE pada musim pertamanya akan terdiri dari 18 motor yang meliputi 11 tim. Tujuh tim satelit MotoGP – Tech 3, LCR, Marc VDS, Pramac, Avintia, Angel Nieto dan Gresini – akan menurunkan masing-masing dua motor, sementara empat tim diambil dari kelas Moto2 dan Moto3 akan menurunkan satu motor. Kelas MotoE ini akan dibalapkan pada sesi diantara Warm Up MotoGP dan Race Moto3.

Dorna menggandeng pabrikan Energica untuk memasok motor balapan listrik ini serta Enel sebagai pemasok kelistrikan, Energica EGO sebenarnya adalah motor massal namun untuk balapan MotoGP ini sudah disesuaikan khusus untuk race saja.

Energica EGO sudah pernah diterjunkan dalam balan TT of Island bahkan mampu finish, sehingga untuk daya tahan batery sudah tidak diragukan lagi. Motor ini memiliki maksimal pengecasan sebesar 65 kW sedangkan maksimal discharging sebesar 15 kW, untuk pengecasan batery sampai full hanya dibutuhkan waktu selama 30 menit saja.

Motor listrik ini memiliki power hingga 110 kw, atau 147 Hp, memiliki torsi yang super gila mencapai 200Nm @0-5.000 rpm. motor ini mampu melesat sampai 250 km/jam bahkan sudah pernah dites oleh Sylvain Guintoli, tak diduga motor listrik yang akan digunakan untuk balapan ini mampu mengail kecepatan hingga 270 kpj. Dalam 3 detik saja motor ini mampu melesat hingga 100 kpj luar biasa….

Mantan pembalap Grand Prix asal Selandia Baru, yang saat ini menjadi komentator, melakukan demonstrasi MotoE jelang balapan perdana di Sirkuit Losail, Qatar. Diwawacarai setelah demonstrasi, Crafar, yang memenangi balapan 500cc Inggris 1998, terkesan dengan kemampuan motor ini.

Dilansir dari motorsport, menurut mantan pembalap ini bahwa akselerasi Energica Ego tidak kalah dengan motor konvensional yang memiliki kapasitas mesin besar, namun bobot baterai yang berat membuatnya sulit untuk melakukan pengereman.

“Akselerasinya sangat bagus, mungkin seperti motor 600cc standar, ini cukup impresif. Motor sulit untuk berhenti karena beban tambahan dengan baterai, membuat motor seperti tidak ingin berhenti. Tapi sejujurnya, ini adalah motor jalanan standar, bukan motor balap. Jadi saya pikir mereka akan melakukan banyak pengembangan dengan itu. Pada saat kejuaraan digelar, saya membayangkan motor ini akan menikung dan berhenti lebih baik tanpa ABS dan hal lainnya.” ujar Crafar.

4 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini