Vixion Moto GP Jadi Idola, Yamaha Kuasai Penjualan di Kalimantan

Tahun 2015 menjadi ujian berat semua pelaku industri di indonesia, hampir semua kalangan terkena imbas lemahnya perekonomian di indonesia bukan hanya terjadi di industri roda dua saja namun sudah menyentuh semua kalangan. Terutama untuk para pelaku industri yang mengambil bahan baku dari luar negeri pasti tahun ini menjerit dan mengencangkan ikat pinggang masing2.

Yap, kemarin saya mendarat di banjarmasin dan langsung menuju ke kota banjarmasin mampir ke main dealer di jalan ahmad yani, disanan disambut oleh Pak Harry selaku branch manager untuk STSJ banjarmasin. Main dealer di banjarmasin ini membawahi 52 dealer yamaha yang ada di kalimantan selatan dan kalimantan tengah. Honda saat ini menguasai pasar roda dua di tanah air secara nasional namun jika melihat penjualan secara wilayah justru yamaha menguasai di kalsel dan kalteng. Yamaha menguasai market hingga 49% unggul tipis dari honda yang mancakup 47%. Dari 49% penjualan Yamaha di wilayah banjarmasin dan sekitarnya motor matic yamaha terjual hingga 60% sedangkan sport sekitar 27% dan sisanya pasar bebek. Main dealer di banjar masin ini dalam sebulan bisa menjual hingga 9.000 unit, angka ini turun jika dibandingkan tahun 2014 lalu sampai bulan yang sama, tahun lalu dalam sebulan bisa menjual hingga 12ribuan unit. Dari 27% motor sport yamaha ternyata yamaha vixion paling laris manis, terutama untuk vixion GP.

”Untuk penjualan bulan november sudah mulai stabil, dibandingkan dua bulan lalu karena asap pekat di kalimantan semua orang tidak mau beraktivitas keluar rumah sehingga mempengaruhi penjualan motor. Dengan kondisi kabut asap, apapun kondisinya masyarakat pada malas keluar. Mau kita genjot diskon besar tidak berpengaruh karena asap yang jarak pandang yang pendek dan mengganggu kesehatan sehingga orang2 disini pada malas keluar. Gimana mau keluar kalau jarak pandang cuma 5 meter”, ujar P.harry.

”Sejak ekspor batu bara menurun juga sangat berpengaruh terhadap penjualan di banjarmasin, terutama setelah hari raya ( idul fitri) penjualan semakin turun, bahkan mengikis penjualan hingga 30% namun di bulan november sudah mulai stabil bahkan bulan november ini sudah naik hingga 130% dibandingkan sebelumnya”, imbuh Pak Harry.

Ternyata di wilayah kalimantan ini, kondisi bisnis batu bara, kelapa sawit serta bisnis karet sangat berpengaruh banget. Oiya… kabut asap yang paling parah terjadi di tahun ini justru semakin memperparah kondisi perekonomian di kalimantan.